Dinas Bina Marga dan Bappeda Provinsi Lampung agar lebih aktif lagi berkordinasi dengan Pemkab Lampung Selatan sehingga efek pariwisata akan meningkatkan perekonomian masyarakat di sepanjang Pesisir Gunung Rajabasa yang melintasi 3 kecamatan,” ucapnya.
Pernah mendengar Gunung Rajabasa? Bila belum kamu harus mengetahuinya. Pasalnya, gunung ini terbilang unik dengan dua puncak di atasnya. Bagi masyarakat lampung gunung ini sudah jadi destinasi alam yang patut dicoba. Namun, bagi kamu yang datang dari luar kota, maka akan sangat baik bila ikut mencobanya. Gunung ini juga disebut sebagai gunung lancip dengan jalur pendakian yang beragam. Sudah banyak yang membuktikan keindahan pemandangan dari atas puncaknya. Lokasi Gunung Rajabasa Sumber Rajabasa merupakan gunung vulkanik tipe strato yang terletak di Kabupaten Lampung Selatan. Gunung ini jadi salah satu gunung api di Lembeng Sunda selain Gunung Anak Krakatau. Pemandangan dari jauh bisa dilihat bahkan sejak awal kamu melintas di perairan Lampung Selatan. Bila melewati jalan tol dari Bandar Lampung menuju Bakauheni kamu bisa melihat pemandangan gunung dengan jelas. Saat melewati jalur seberang dari Merak ke Bakauheni pemandangan serupa juga bisa dilihat bahkan dengan mata telanjang. Gunung Rajabasa memiliki kawah dengan luas yang cukup besar yakni sekitar meter kubik. Tidak kalah menarik, ekosistem di dalamnya juga terbilang masih amat asli. Kamu bisa menemukan beragam macam flora dan fauna asli yang masih dipertahankan keasliannya. Lokasinya yang mudah diakses dari pusat kota membuat destinasi ini ramai dikunjungi oleh para wisatawan. Tidak sedikit dari mereka yang berminat untuk mendaki hingga ke puncak untuk menikmati pemandangan yang begitu cantik. Daya Tarik Gunung Rajabasa Sumber Kawasan wisata Rajabasa terlebih gunungnya memiliki daya tarik yang bisa dengan mudah memikat para pengunjungnya. Bahkan bisa membuat pengunjungnya betah berlama lama bertengger di gunung. Apa saja daya tarik dari gunung di daerah Lampung Selatan ini? 1. Gunung Rajabasa Memiliki Kontur Tanah yang Unik Gunung Raja memiliki kontur tanah yang unik. Kenapa disebut demikian? Alasannya sederhana, yakni daratan gunung yang banyak diisi oleh tanah lembur berpupuk hingga kontur tanah keras dengan bebatuan gamping. Kamu bahkan bisa jadi mengidentifikasi jenis tanah lain dengan kontur yang berbeda beda. Kontur landai hingga menanjak bisa ditemui di daerah pendakian gunung ini. Sensasi perjalanan pendakian yang seru bisa dimulai dari sini. 2. Gunung Rajabasa Memiliki Hawa Sejuk dengan Hutan yang Rapat Gunung ini merupakan tipe gunung dengan hutan hijau yang cukup rapat. Berbeda dengan jenis gunung di bagian Indonesia Timur yang dipenuhi dengan hamparan ilalang nyaris tanpa pohon rindang yang tumbuh rapat. Dari sini juga kamu bisa mendapatkan hawa sejuk sepanjang perjalanan. Udara dengan kadar oksigen tinggi juga bisa dihirup sebanyak banyaknya secara gratis. Hawa sejuk ini yang membuat pendaki betah dan ingin kembali lagi setelah menyelesaikan perjalanan. 3. Gunung Rajabasa Masih Jarang Dikunjungi Pendatang Nah, yang juga jadi daya tarik tersendiri yakni masih jarangnya pengunjung dari luar kota yang mendaki gunung ini. Bisa dikatakan destinasi wisata pendakian ini masih sangat asri dan terbilang sebagai destinasi anti mainstream. Masih jarangnya kunjungan pendatang luar menjadi hal bagus bagi pengunjung baru. Pasalnya, sensasi menaiki gunung yang masih jarang dijamah jadi kebanggaan tersendiri. Jalur yang ditapaki juga serasa milik pribadi. 4. Gunung Rajabasa Tidak Terlalu Tinggi Sedang mencari gunung untuk memulai hobi pendakian? Gunung ini bisa jadi salah satu opsi utamanya. Gunung Rajabasa memiliki ketinggian sekitar mdpl yang berarti masih nyaman untuk ditaklukkan oleh pemula. Kontur tanah dengan jalur pendakian yang beragam juga bisa jadi ajang latihan untuk mendaki gunung yang lebih tinggi. Menariknya lagi kamu bisa menanjak dua puncak sekaligus karena gunung ini memiliki dua puncak dalam satu gunung. Menarik bukan? 5. Gunung Rajabasa Memiliki Pemandangan Lepas hingga ke Laut Pernah bermimpi menaklukkan puncak gunung dan melepas pandangan hingga ke lautan? Hal ini tentu bisa terwujud. Kamu bisa menaiki gunung hingga puncaknya dan bila beruntung pemandangan lepas bisa dinikmati hingga pesisir dan lautan sekitar Lampung. Pemandangan unik ini bisa dinikmati bila cuaca sedang bagus dan puncak bersih dari awan. Pemandangan jenis ini juga tidak jarang hanya bisa dinikmati dari puncak Gunung Raja. Apalagi bagi kamu pemburu pemandangan indah di sekitar Pulau Jawa dan Sumatera. Cara Akses Pendakian Gunung Rajabasa Sumber Bagaimana cara akses awal atau menuju gerbang pendakian gunung? Akses menuju gunung terbilang mudah karena infrastrukturnya yang sudah mendukung. Bila kamu pergi dari kota Jakarta kamu bisa menggunakan rute berikut Gunakan pesawat terbang atau jalur darat ke daerah Lampung Lanjut ke daerah bagian Lampung Selatan Setelah tiba di daerah Bakauheni bisa menggunakan angkot atau sewa kendaraan ke daerah Kalianda Pendakian bisa dimulai dengan mengunjungi pos awal dan mengurus administrasi tertulis Sedangkan bagi kamu yang sudah mampir langsung di Kota Lampung bisa langsung mengakses kendaraan pribadi maupun umum ke daerah Kalianda. Dari sana kamu bisa langsung dengan mudah menemukan titik awal pendakian. Jalur Pendakian Gunung Rajabasa Sumber Terdapat sedikitnya dua jalur pendakian yang bisa digunakan yaitu jalur pendakian Sumur Kumbang satu lagi jalur pendakian Merambung dari Desa Padan Kecamatan Penengahan. Keduanya memiliki tinggi yang berbeda. Puncak utama dengan tinggi mdpl bisa didaki dengan jalur Sumur Kumbang yang juga jadi jalur umum pendakian. Sementara puncak dengan ketinggian sekitar mdpl bisa didaki lewat jalur pendakian Merabung. Mengambil rute yang paling umum, berikut rute yang bisa dilalui dengan jalur pendakian Sumur Kumbang. Jarak yang ditempuh dari titik awal hingga ke puncak bisa dikalkulasikan sepanjang 6 km saja. Berikut jalur yang akan dilaluinya Pos 1 bisa diakses setelah perjalanan selama paling lambat dua jam dengan jalan santai melalui kebun kopi atau kebun coklat milik warga. Pos 2 dalam perjalanan menuju pos 2 kamu akan menemukan Gerbang Rimba yang juga jadi penanda lokasi hutan yang tidak bisa dikelola oleh masyarakat setempat. Pos 3 menuju pos ini kamu akan disuguhkan jalur menanjak dengan tata yang cukup unik.. Pos 4 sama halnya dengan pos 3 jalanan yang dilewati akan dipenuhi dengan jalur hutan rapat dengan pohon besar yang asri. Pos 5 menuju puncak kamu bisa menemukan jalur yang tidak serapat pepohonan jalur sebelumnya. Dari sini kamu juga bisa mengakses jalur menuju pos akhir yakni puncak. Puncak bisa dipijak setelah kamu berhasil melewati 5 pos yang letaknya tidak begitu berjauhan. Ada penanda yang bisa diartikan sebagai pos persinggahan. Di pos juga kamu bisa beristirahat dengan memanjangkan kaki. Perlu diketahui tidak ada tiket masuk khusus yang dipatok oleh pihak pengelola. Kamu bisa saja masuk dengan harga yang cukup murah. Tiket retribusi biasanya akan ditawarkan pihak pengelola bila memang sedang bertugas. Jangan ragu untuk mengunjungi Gunung Rajabasa karena di gunung ini kamu bisa mendapatkan sensasi pendakian dengan rapatan pohon yang khas. Jangan lupa juga untuk melengkapi perjalanan dengan perbekalan yang cukup. GunungRajabasa dengan ketinggian sekitar 1.281 mdpl yang berdekatan dengan Desa Sumur Kumbang, Kec. Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan merupakan daerah kawasan hutan lindung yang masih memiliki hutan belantara karena hal ini masih ditemukannya tegakan pohon berdiameter besar dan pohon dengan ketinggian sedang. ArticlePDF AvailableAbstract and FiguresThe sites of Benteng Saksi and Kuripan Saka are the center of settlement or the capital of Keratuan Darah Putih. The research was conducted in Kuripan Village, Penengahan District, South Lampung Regency. The research objective was to determine the factors causing the sites of Benteng Saksi and Kuripan Saka suitable for settlements. The method used is a field survey and interpretation of geological map data. The results of field observations and mapping showed that the areas of the sites of Benteng Saksi and Kuripan Saka were included in the morphological unit of undulating plains with an average height of 50 m above sea level consisting of tertiary-quaternary and alluvial volcanoclastic deposits. The rock lithology found was Breccia Rocks from the eruption of Rajabasa Volcano and Tufan Sandstones. Based on the analysis of basic physical aspects of the area such as the physical characteristics of the rocks, morphological conditions, availability of water sources, and disaster factors in the area of Benteng Saksi and Kuripan Saka sites, it does not indicate any problems in terms of the basic physical aspects of the area. Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. A preview of the PDF is not available ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Rusyanti Agel KramaIrwan SetiawidjayaThe Gulf is an area of water jutting inland and is often used as a port. In the 15th century — 17 M the Gulf of Semangka was passed by a sea-trading route before heading to Teluk Betung. However, this region is rarely mentioned in historical sources even though the ancient settlements have been found in the upstream of the Way Semangka since in the 10th century, so the absence of historical records in the downstream area or the gulf of Semangka becomes an important problem to solve. Through a descriptive reasoning method with geoarchaeological surveys and interviews, there were found 15 ancient settlements in the gulf of Semangka area as well as on a floodplain by leaving ceramic fragments from the 19 — 20 century. Results indicated that the settlement allegedly was built by the initial settlers of the Saibatin clan whose inhabiting the Gulf of Semangka through a short-haul river, and cross the ridge. The gap of settlement chronology between upstream and downstream is indicated due to the environmental vulnerability in this region as a result of its position on the active-control of Semangka fault. Keywords Ancient settlement, the gulf of Semangka, Tanggamus. AbstrakTeluk merupakan wilayah perairan yang menjorok ke daratan dan seringkali dimanfaatkan sebagai pelabuhan. Pada abad ke-15-17 M wilayah Teluk Semangka dilewati sebagai jalur perdagangan sebelum menuju Teluk Betung. Meskipun demikian, wilayah ini jarang sekali disebut dalam sumber sejarah, padahal permukiman kuno telah ada di bagian hulu Way Semangka sejak abad 10 M. Absennya catatan sejarah di wilayah hilir atau teluk Semangka menjadi masalah yanng menarik. Melalui metode penalaran deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui survei geoarkeologi dan wawancara, ditemukan 15 titik permukiman di kawasan Teluk Semangka dan sekaligus berada pada dataran limpahan banjir. Artefak yang ditemukan dominan berupa fragmen keramik abad ke19-20 M. Hasil penelitian mengindikasikan permukiman tersebut sebagai sebaran dari pemukim awal marga saibatin yang mendiami wilayah Teluk Semangka yang datang dari hulu di wilayah Liwa melalui sungai Semangka yang curam dengan jarak pendek, melintasi hutan dan punggung bukit. Jauhnya rentang kronologi permukiman antara hulu dan hilir diindikasi karena faktor kerentanan lingkungan akibat bencana karena lokasinya dipengaruhi oleh kontrol aktif sesar Semangka. Kata kunci Permukiman kuno, Teluk Semangka, TanggamusIda FaridaEndang RochmiatunNyimas Umi Kalsump class="MsoNormal" style="text-align justify;"> Artikel ini mengkaji tentang peran Sungai Musi dalam perkembangan peradaban Islam di Palembang yang dipengaruhi oleh Sungai Musi dan anak-anak sungainya. Kajian historis mengambil rentang waktu pada masa Kesultanan Palembang Darussalam sampai Hindia-Belanda. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Morfologi perkotaan Palembang mengikuti alur Sungai Musi mulai dari muara Sungai Ogan sampai ke muara Sungai Komering dengan bentuk seperti pita. Karena sangat ditentukan oleh sungai, maka ketika Islam berkembang di daerah ini membentuk peradaban sesuai dengan kondisi geografisnya. Pada masa Hindia-Belanda, beberapa warisan peradaban ini mengalami penyesuaian dengan kepentingan politik pembangunan. Morfologi Palembang berubah menjadi “kota daratan”. Meski belum sepenuhnya, ada upaya adaptasi dari masyarakat atas perubahan-perubahan itu. Morfologi kota berubah, dari waterfront menjadi waterback . Simbol-simbol Islam lokal mulai tergantikan dengan simbol-simbol kolonialis. Bahkan, arsitektur masjid dan keraton tidak luput dari unsur-unsur kolonialis. Kata Kunci Sungai Musi, peradaban Islam, Palembang.
LAPORANPENGKAJIAN DAN PENELITIAN PEMURNIAN BELERANG DI DERAH GUNUNG RAJABASA LAMPUNG SELATAN: Edisi: No. Panggil: LA 1991 - 6: ISBN/ISSN: Pengarang: Ir.Budhy Agung - Personal Name: Subyek/Subjek: Belerang: Klasifikasi: 553.21 GAN l: Lokasi pengkajian dan penelitian belerang terletak didaerah gunung Rajabasa kecamatan Kalianda

Lampung Selatan - Gunung Anak Krakatau GAK Lampung Selatan kembali erupsi 3 kali, Sabtu 10/6/2023. Menurut data Anak Krakatau GAK Lampung Selatan mengalami erupsi pada pukul WIB, pukul WIB, dan pukul WIB. Pada pukul WIB, erupsi Gunung Anak Krakatau Lampung Selatan mengakibatkan kolom abu mencapai meter diatas puncak. Tingg kolom abu tersebut, menjadi puncak erupsi Gunung Anak Krakatau dalam seminggu terakhir. Seminggu ini saja dari 6-10 Juni 2023 Anak Krakatau GAK sudah 8 kali erupsi Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan Andi Suardi membenarkan hari ini GAK kembali mengalami erupsi. "Hari ini kembali 3 kali erupsi," kata Andi, Sabtu 10/6/2023. Lanjut Andi, erupsi pertama pada hari 10/6/2023 ini terjadi pada pukul WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 2000 m di atas puncak atau kurang lebih 2157 m di atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 60 mm dan durasi 240 detik. Lalu, kata Andi erupsi ke-dua terjadi pada pukul WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 1500 m di atas puncak atau kurang lebih 1657 m di atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 70 mm dan durasi 169 detik. Kemudian, erupsi ke-tiga terjadi pukul WIB, dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 3500 m di atas puncak atau kurang lebih 3657 m di atas permukaan laut.

KeindahanPulau Sebuku. Pulau Sebuku terkenal dengan panorama alamnya yang indah dan masih sangat alami. Keindahan pulau-pulau yang ada di daerah Lampung Selatan memang sudah sangat terkenal di kalangan wisatawan, terutama bagi mereka yang menyukai wisata bahari dan pantai. Dari pinggir pantai Anda bisa melihat pemandangan Gunung Krakatau Lampung Selatan ANTARA - Gunung Anak Krakatau yang berada di perairan Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, selama bulan Juni tahun 2023, telah terjadi erupsi sebanyak enam kali, menurut informasi yang disiarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi PVMBG. Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan Andi Suardi saat dihubungi dari Pesisir Barat, Sabtu membenarkan bahwa PVMBG mencatat sebanyak enam kali gunung anak Krakatau erupsi dengan ketinggian kolam abu bervariasi. Selanjutnya PVMBG mencatat erupsi pertama kali pada bulan ini adalah tanggal 6 Juni 2023 pukul WIB, dengan ketinggian kolam abu 500 meter. Kemudian kembali lagi erupsi pada tanggal 8 Juni dan terjadi sebanyak dua kali yakni pukul WIB, dengan tinggi abu 500 meter dan WIB, meter dari atas puncak gunung anak Krakatau. Pemerintahdaerah juga membagikan masker kepada warga yang terdampak abu vulkanik dari aktivitas gunung api tersebut. Pascatsunami Selat Sunda tahun 2018, pemerintah daerah telah menyiapkan jalur evakuasi di tujuh desa rawan tsunami. Ketujuh desa itu adalah Kunjir, Banding, Rajabasa, Sukaraja, Way Muli, Way Muli Timur, dan Tejang Pulau Sabesi. LihatJuga. Analisis Struktur Reservoar Panas Bumi Pada Daerah Gunung Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung Berdasarkan Data Gayaberat oleh: Muhammad Iqbal Tawakkal Terbitan: (2016) ; Identifikasi Keberadaan Struktur Sesar Bawah Permukaan Berdasarkan Analisis First Horizontal Derivative (FHD) Dan Pemodelan 2D (Forward Modeling) LampungSelatan, Menghadapi Hari raya Idul Adha 1443 tahun 2022 terutama arus mudik liburan dan lokasi tempat wisata hiburan di Kabupaten Lampung Selatan, Polres Lampung Selatan menggelar pelaksanaan Operasi Mandiri Kewilayahan tingkat Polres Lampung Selatan dengan Sandi Operasi Aman Rajabasa 2022. Kegiatan Operasi v4Yj.
  • 7pa8yjx7e6.pages.dev/164
  • 7pa8yjx7e6.pages.dev/160
  • 7pa8yjx7e6.pages.dev/192
  • 7pa8yjx7e6.pages.dev/366
  • 7pa8yjx7e6.pages.dev/345
  • 7pa8yjx7e6.pages.dev/93
  • 7pa8yjx7e6.pages.dev/85
  • 7pa8yjx7e6.pages.dev/68
  • 7pa8yjx7e6.pages.dev/362
  • sejarah gunung rajabasa lampung selatan