SEJARAHSINGKAT SENTRA KERAJINAN PERAK KOTAGEDE. Menurut informais yang dilansir oleh laman cincin kawin kota gede, keberadaan perajin atau pembuat kerajinan perak di Kotagede sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram dan Belanda di tahun 1600-an. Pada zaman dahulu, para perajin tersebut melayani kebutuhan raja yang berkaitan dengan perak.
Kampung wisata Purbayan yang berada di Kemantren Kotagede, Kota Yogyakarta menjadi salah satu tempat wisata wajib untuk dikunjungi. Dengan tagline baru Kampung Pusaka dan Penjaga Tradisi’, Purbayan melakukan rebranding di bulan Agustus 2022, untuk meningkatkan semangat dalam berinovasi di bidang rebranding membuahkan hasil yang positif. Tak hanya kenaikan jumlah wisatawan, Purbayan juga menjadi salah satu kampung wisata atau kamwis terbaik di Kota Yogyakarta. Tak tanggung-tanggung, Purbayan diusulkan masuk dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia ADWI 2023. Pengin lihat keunikan kampung wisata Purbayan, yuk simak penjelasan berikut ini. 1. Asal nama Purbayan foto kamwis Purbayan Purbayan berasal dari nama seorang pangeran yang merupakan anak dari Panembahan Senopati, Pangeran Purbayan. Panembahan Senopati sendiri adalah Raja Mataram Islam yang pertama. Untuk menghormati perjuangan keluarga Kerajaan Mataram Islam, kampung wisata ini pun memilih nama tak mengherankan, jika para wisatawan menemukan tradisi yang kuat di kampung wisata ini. Nuansa kerajaan Islam di kampung yang terletak di Kemantren kecamatan Kotagede ini sangat Kampung pusaka foto kampung wisata Purbayan Sebagai kampung pusaka, Purbayan menyimpan banyak situs peninggalan Kerajaan Mataram Islam dan beberapa rumah tradisional khas Kotagede. Tersebar di beberapa klaster, bangunan tersebut masih dirawat baik oleh warga Ndalem Kedaton yang merupakan bekas keraton dari Panempahan Senopati, Sultan Hanyokrowati, dan Sultan Agung. Ada juga alun-alun yang dahulu merupakan Keraton Mataram, Cokroyudan yang dahulu dipakai sebagai rumah tinggal Pangeran Cokroyuda, Mbumen yang merupakan tempat tinggal Pangeran Mangkubumen, Kemasan yang menjadi tempat bermukim pandai emas, dan Mboharen yang dahulu adalah tempat bermukimnya ulama Kyai lagi situs kerajaan Mataram kuno yang masih tegak berdiri di Kamwis Purbayan antara lain Batu Gilang, situs Bokong Semar, Batu Cantheng, jebolan tembok Raden Ronggo, dan Kompleks Makam Raja Panembahan Senopati. Bisa dibilang, wisatawan pencinta sejarah akan puas mempelajari histori Kerajaan Mataram Islam di Purbayan ini. Baca Juga Kampung Wisata Prenggan, Pusatnya Perajin Perak di Kotagede Baca Juga Ayo Piknik, 5 Kampung Wisata Ini Ada di Sekitar Kotagede 3. Kampung penjaga tradisi foto pengrajin perak Sampai saat ini, Kotagede mempunyai banyak pengrajin perak dan tak sedikit yang berasal dari Purbayan. Sesuai dengan tradisi Kotagede sebagai kota perak, berbagai dihasilkan dengan apik. Tak hanya perhiasan, perak yang dibuat oleh pengrajin pun beraneka seperti hiasan dinding, peralatan makan, hingga lagi, tak hanya melihat hasil karya perajin perak, para wisatawan juga bisa melihat langsung pembuatan perak yang menarik. Untuk mendapatkan kesempatan ini, sebaiknya wisatawan mengikuti paket tur yang sudah disediakan oleh pengurus kampung wisata Rumah Kalang dengan historinya yang menarik foto rumah Kalang rumah Pesik Tak sedikit orang yang datang di Purbayan untuk melihat rumah Kalang. Konon, orang Bali banyak yang berdagang dan memilih menetap di Kotagede, lantas membuat rumah Kalang. Dengan arsitektur Bali dan tambahan Portugis serta Hindi, membuat rumah ini terlihat berbeda dari kebanyakan rumah di rata-rata orang Kalang di Kotagede dikenal sebagai warga yang mapan sehingga tak ragu menggelontorkan banyak uang demi mengadakan upacara adat dan tradisi khas Bali sebagai penghormatan budaya leluhur. Saat ini, orang Kalang hidup menyebar, namun wisatawan masih bisa melihat kesuksesan mereka melalui peninggalan Rumah Kalang Kampung kuliner tradisional dan modern foto cokelat monggo Walau kuat menjaga tradisi, kamwis ini tak juga menyediakan kuliner modern untuk berkembang di Purbayan, misalnya Cokelat Monggo. Pabrik cokelat yang pindah ke Kotagede sejak 2007 ini menghasilkan aneka cita rasa cokelat kemasan berkualitas tinggi. Asyiknya, Monggo juga mempersilakan wisatawan untuk melihat dari dekat proses tradisional di tempat ini juga memiliki daya pikat yang kuat. Camilan seperti banjar, ukel, legamara, dan kembang waru masih banyak dicari masyarakat, lho. Rasanya yang klasik dapat membuat orang bernostalgia melalui camilan keindahan kampung wisata Purbayan, para wisatawan bisa mengambil paket wisata outbound. Selain itu, kamwis ini sering menerima studi banding dan penelitian untuk mengenal arsitektur bangunan sejarah Kerajaan Mataram yang menarik. Apakah kamu tertarik untuk mengunjungi kampung wisata Purbayan ini? Baca Juga 6 Fakta Kipo, Jajanan Khas Kotagede Kesukaan Bangsawan IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Menurutbuku Studi tentang Pergerakan Muhammadiyah di Kotagede tahun 1910 - 2010 oleh Mitsuo Nakamura, para perempuan mengambil peranan penting dalam mengumpulkan uang dan memiliki posisi inti dalam tatanan ekonomi di wilayah Kotagede. Melalui gotong royong tersebut Masjid Perak selesai dibangun pada tahun 1939 dan resmi dibuka pada 1940. Kerajinan perak di Kotagede muncul pada zaman Kerajaan Mataram Islam, yakni sekitar abad ke-16, dimulai ketika Panembahan Senopati memerintahkan warganya untuk membuat perhiasan dari emas dan perak. Lambat laun usaha daerah ini semakin terkenal dan menjadi salah satu ikon khas Kotagede. Untuk mengetahui lebih lanjut proses kerajinan perak di Kotagede, simak ulasan berikut ini. Lokasi dan Cara Menempuhnya Gapura HS Silver di Kotagede c Lina Auliani/TravelingyukBerlokasi di Jalan Mondorakan Nomor 1, Kotagede, Yogyakarta, Harto Suhardjo Silver atau yang sering dikenal HS Silver ini merupakan salah satu pelopor kerajinan perak di Kotagede. Nama HS Silver diambil dari inisial nama pemiliknya. Jika berangkat dari XT Square Yogyakarta, kamu harus melalui Jalan Pramuka untuk menuju Kotagede. Setelah menemukan perempatan lampu merah, langsung saja belok kiri ke arah Jalan Monodorokan. Cukup menempuh kurang lebih 300 meter, kamu akan menemukan HS Silver di seberang rumah makan Omah Dhuwur. Tempat Produksi Kerajinan Perak HS Silver c Lina Auliani/TravelingyukMenariknya, saya dipersilahkan untuk mengunjungi tempat pengrajin perak yang masih satu bangunan dengan toko perak HS Silver ini. Boleh dibilang, tempatnya bisa dikatakan bersih untuk sebuah tempat produksi. Saya dipandu oleh Pak Arfik selaku pegawai untuk mengelilingi tempat kerajinan perak ini. Pak Arfik yang Sedang Menjelaskan Poses Membuat Kerajinan Perak c Lina Auliani/Travelingyuk Tahap pertama yang harus dilakukan dalam membuat kerajinan perak adalah menimbang bahan baku yang akan digunakan. Tujuannya agar bisa menghasilkan perak yang mudah dibentuk dan kokoh. Jika sudah sesuai, biji perak dan tembaga dileburkan agar menjadi bentuk yang lebih solid. Perajin yang membuat perak menjadi bentuk kawat c Lina Auliani/Travelingyuk Mengapa membutuhkan tembaga? Karena jika keseluruhan bahan hanya menggunakan perak, kerangkanya akan sangat lunak sehingga sulit dibentuk. Semua proses yang dilakukan, seperti membentuk biji tembaga dan perak menjadi kawat yang pipih menggunakan alat manual yang digerakkan oleh tangan pengrajin di sini. Pengrajin yang sedang membuat kerangka liontin c Lina Auliani/Travelingyuk Tahap kedua dari proses kerajinan perak adalah mengambil batangan perak yang sudah jadi, kemudian dipipihkan membetuk kawat. Tujuannya agar mudah dibentuk oleh pengrajin menjadi aneka ragam perhiasan sesuai dengan kebutuhan penjualan. Kalian juga bisa memesan perhiasan dengan desin sesuai keinginan, lho. Kerajinan perak yang dibentuk dari kawat ini disebut Filigree. Membentuk kerangka perak untuk menjadi cincin c Lina Auliani/Travelingyuk Setelah kerangka sudah terbentuk seperti yang diinginkan, proses selanjutnya adalah melapisinya dengan bubuk perak. Bubuk ini ditempel kemudian dilebur menggunakan las karbit hingga melapisi seluruh kerangka kerajinan. Melapisi kerangka dengan bubuk perak c Lina Auliani/Travelingyuk Tahap terakhir adalah membersihkan kerajinan yang sudah selesai dibentuk. Proses ini cukup memakan waktu karena kerajinan direbus menggunakan tawas selama lima kali pengerjaan. Perebusan ini memakan waktu kurang lebih 15 menit dan diulangi selama 5 kali. Gunanya agar tidak ada material lain yang menempel di kerajinan perak. Proses merebus kerajinan dengan air tawas c Lina Auliani/Travelingyuk Setelah ditiriskan, kerajinan perak digosok dengan getah buah lerak agar lebih mengkilat. Lamanya penggosokan tergantung dari ukuran kerajinan perak ini. Buah ini terlebih dahulu digosok menggunakan sikat gigi sampai muncul getah yang berbusa. Kemudian getah ini menjadi pasta untuk menyikat kerajinan perak. Unik sekali ya manfaat getah buah lerak ini! Buah lerak untuk mengkilatkan kerajinan dari perak c Lina Auliani/Travelingyuk Setelah hasil karya selesai dibersihkan, selesailah proses kerajinan perak! Hiasan yang sudah jadi bisa langsung dipajang di etalase toko untuk dijual kepada wisatawan. Dipasarkan Secara Offline dan Online Salah satu contoh model kerajinan c Lina Auliani/Travelingyuk Karena banyaknya peminat, pemasaran kerajinan ini juga dilakukan secara online loh! Teman Traveler bisa melihatnya di website resmi HS Silver. Cara ini memudahkan peminat perhiasan perak dari seluruh penjuru kota menemukan kerajinan perak di HS Silver. Liontin salah satu kerajinan HS Silver c Lina Auliani/TravelingyukHarga yang ditawarkan untuk kerajinan ini bervariasi, mulai dari Rp sampai tak terhingga. Tidak hanya perhiasan, koleksi kerajinan untuk pajangan handmade juga ada loh! Menyediakan Workshop Kerajinan Perak Pintu Masuk Menuju Showroom HS SilverTertarik untuk membuat kerajinan dari perak juga? HS Silver juga menyediakan workshop bagi kamu yang berminat. Kursus singkat ini dilakukan selama 90 sampai 120 menit dan didampingi oleh instruktur yang berpengalaman. Selain itu kamu juga bisa membawa pulang hasil karya yang kamu kerjakan. Biaya untuk mengikuti workshop ini mulai dari Rp sampai Rp tergantung berapa banyak kamu membawa teman yang bergabung dan kerajinan apa yang kamu buat. Semakin banyak teman yang bergabung, semakin miring biayanya. Workshop ini dimulai dari pukul pagi sampai siang. Jika berminat, kamu harus menghubungi pihak HS Silver dari sehari sebelum ya! Advertisement Tags Indonesia kotagede proses kerajinan perak Wisata Yogyakarta REPUBLIKACO.ID, YOGYAKARTA - Para perajin kecil perak di sentra produksi perak Kotagede, Kota Yogyakarta, mulai menyiapkan diri menghadapi musim liburan sekolah, Natal maupun Tahun Baru 2015 dengan menambah stok produknya.'Para perajin kecil perak Kotagede sejak awal sudah menyiapkan diri memproduksi kerajinan perak lebih banyak ketimbang hari biasa,'kata Wakil Ketua Asosiasi Perajin dan